YukViral - Saat kemunculan pertama kali tahun 1930-an, televisi telah mempesona mata manusia. Kini seiring dengan perkembangan, jaman teknologi televisi telah membuat jutaan penduduk dunia rela duduk diam selama bejam-jam di hadapannya. Selain isi siarannya yang beragam dari hiburan sampai informasi, memang televisi pun telah mengalami pergeseran teknologi.
Televisi model tabung dengan teknologi Cathoda Ray Tube (CRT) atau tabung sinar katoda yang sudah berumur lebih 75 tahun secara perlahan sudah digantikan TV layar datar yang berteknologi LCD ataupun TV plasma.
Kelemahan terbesar dari TV CRT yang dirasakan pabrikan elektronika adalah ukurannya yang sudah mencapai batas maksimal. Hal ini mengakibatkan perbesaran ukuran TV berarti juga harus mengubah dimensi tabungnya. TV ukuran 29 inci saja sudah memakan ruangan yang besar terutama untuk ketebalan tabungnya.
Padahal penonton membutuhkan TV yang berukuran besar demi kenyamanan mata. Tidak heran kalau teknoloogi TV tabung saat ini tidak berkembang.
Di sisi lain televisi LCD maupun TV plasma memiliki ukuran yang lebih kecil. Tebal TV ini hanya beberapa inci yang membuatnya mudah ditempatkan di mana saja dalam ruangan. Bisa berdiri di atas lantai, ditempel seperti lukisan pada dinding bahkan ada pabrik TV yang mengiklankan produknya bisa dipajang tinggi di langit-langit. Nontonnya? Bisa sambil berbaring.
Penyebab utamanya TV model ini lebih ringkas adalah tidak memerlukan unit proyeksi pada layamya. Teknologi TV konvensional memanfaatkan tabung sebagai tempat pengolahan partikel elektron. Sebuah alat berbentuk pistol, saat TV dihubungkan ke listrik, akan menembakkan seberkas sinar yang bermuatan elektron atau partikel atom negatif ke layar. Elektron ini kemudian ditangkap lapisan fosfor layar yang berbeda intensitas dan warnanya, sehingga muncullah gambar.
Berbeda dengan TV konvensional, TV LCD menggunakan teknologi yang sama dengan layar laptop atau monitor layar datar. Selain ukurannya kompak dan ringan juga memiliki layar yang beresolusi lebih tinggi. Layar LCD terdiri dari jutaan kristal yang dibungkus lapisan kaca tipis. Masing-masing kristal ini memiliki respons berbeda terhadap energi listrik. Ini yang membuat tampilan di layar pun jadi beraneka ragam warnanya.
Layar TV plasma menggunakan teknologi berupa bola-bola kaca kecil yang di dalamnya berisi gas yang disebut plasma. Ketika dialiri energi listrik, gas plasma ini mengeluarkan sinar ultraviolet yang membakar lapisan kaca pada layar. Akibatnya layar pun berubah dari hitam menjadi berwarna.
Itulah perbedaan mendasar dari teknologi TV plasma dengan TV LCD. Masih banyak perbedaan lainnya dari kedua teknologi, seperti ukuran dan teknologi layar datarnya.
TV LCD memiliki keterbatasan dalam soal dimensinya, karena LCD sebenarnya didesain sebagai monitor komputer. Saat ini, layar terbesar adalah buatan Samsung yang berukuran 46 inci. TV ini diluncurkan pertengahan tahun 2004 lalu, setelah sebelumnya diperlihatkan pada pameran peralatan elektronik dan rumah tangga di New York, April 2004 lalu. Oleh karena itu, ukuran TV LCD yang umumnya berada di pasar saat ini berkisar antara 15,17,20, hingga 22 inci.
TV' plasma memiliki ukuran layar yang jauh lebih besar, didesain untuk para penonton TV yang menyukai layar di atas 37 inci. Ukuran TV.plasma bisa mencapai 76 inci. Sehingga tidak mengherankan kalau para penggemar layar besar memilihnya untuk disatukan dengan perangkat home theater.
Namun begitu pemilik TV plasma harus bersiap-siap dengan melonjaknya tagihan listrik, ini disebabkan karena konsumsi listrik TV plasma dua kali lipat dari TV LCD. Penyebab utamanya adalah pada sistem pendingin layar.
TV plasma membutuhkan kipas untuk 'menyejukkan' layar TV plasma agar tidak terlalu panas bila dipakai dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena tidak memakai proses pembakaran, layar LCD memilki umur yang lebih panjang dibandingkan layar plasma.
Dari sisi tarnpilan gambar TV, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda pula. Layar TV plasma cenderung untuk tidak bisa menampilkan warna hitam dengan baik. Malah dibandingkan dengan TV CRT sekalipun, TV plasma masih kalah dalam memproduksi warna hitam yang kelam dan gradasi abu-abu gelap. Masalah lainnya gambar-gambar yang statis dalam jangka waktu lama seperti logo stasiun TV tidak bisa cepat hilang dari layar. Bayangaanya masih tertinggal meskipun siaran TV telah berpindah ke tayangan yang lain.
Dalam soal kualitas pergerakan gambar, TV plasma punya keunggulan mampu menampilkan citra gambar yang bergerak cepat. Sehingga perpindahan gambar seperti film laga (action) lebih enak ditonton pada TV plasma. Kemudian dilihat dari sudut pandang, TV plasma punya keunggulan bisa ditonton dari segala sudut, seperti halnya TV konvensional.
Biasanya TV plasma dijual dalam bentuk video display sehingga masih harus dibebani dengan membeli TV Tuner (penala gelombang) dan speaker.
Sebaliknya TV LCD sudah dijual lengkap dengan speaker dan tuner. Layar TV LCD memiliki kemampuan untuk menampilkan warna hitam yang jelas. Untuk mendapatkan kenyamanan dalam menonton, pandangan mata harus diarahkan lurus ke arah layar. Bila dilihat dari sisi lain, yang tampak hanya bayangan saja. Keuntungan TV LCD adalah tidak memerlukan sistem pendinginan yang berlebihan, sehingga suaranya lebih halus dari TV plasma. Jadi, bisa jadi pilihan bagi yang membutuhkan layar untuk komputer dan menonton TV.
Bagi yang berniat mengganti TV-nya dengan ukuran besar, beberapa aspek lainnya yang patut dipertimbangkan adalah rasio kontras, rasio aspek dan resolusi. Kontras memegang peranan penting dalam menghasilkan gambar yang nyaman untuk ditonton. Nilainya mengacu pada gelap atau terangnya layar. Semakin tinggi rasionya akan semakin baik tampilan gambarnya.
Rata-rata TV LCD memiliki rasio kontras mulai dua 400:1 hingga 800:1. TV plasma mulai dari 600:1 sampai yang tercanggih memiliki kemampuan 1.500:1.
Ukuran rasio aspek menggambarkan perbandingan antara lebar layar dengan tingginya. TV konvensional memakai format 4:3, sedangkan TV layar lebar menggunakan perbandingan 16:9. Rasio ini tidak berbeda jauh dengan format yang dipakai industri film bioskop, sehingga film DVD sangat nyaman ditonton pada layar lebar, mengingat perbandingnya 1,85:1 tidak berbeda jauh dengan 16:9.
Dalam memilih TV sebaiknya dipertimbangkan juga aspek resolusi. Produk TV plasma dan LCD sudah memakai teknologi fixed-pixel arrays. Artinya, produk ini sudah memiliki baris dan kolom yang tetap untuk format gambar tertentu. Secara umum kualitas TV yang bagus yang digolongkan sebagai high definition, bila memiliki nilai resolusi lebih dari satu juta, yaitu mulai dari 1280 x 720, 1366 x 768 dan 1024 x 1024.
Resolusi untuk TV konvesional paling tinggi 852 x 480 yang disebut enhanced definition. Standar untuk TV tabung umumnya berada pada resolusi 640 x 480 dan 720 x 480.
Perbedaan inilah yang membuat kedua teknologi ini memunyai pasar masing-masing, sesuai kebutuhan. Apalagi dari sisi harga pun berbeda jauh. Mau pilih mana?
Televisi model tabung dengan teknologi Cathoda Ray Tube (CRT) atau tabung sinar katoda yang sudah berumur lebih 75 tahun secara perlahan sudah digantikan TV layar datar yang berteknologi LCD ataupun TV plasma.
Kelemahan terbesar dari TV CRT yang dirasakan pabrikan elektronika adalah ukurannya yang sudah mencapai batas maksimal. Hal ini mengakibatkan perbesaran ukuran TV berarti juga harus mengubah dimensi tabungnya. TV ukuran 29 inci saja sudah memakan ruangan yang besar terutama untuk ketebalan tabungnya.
Padahal penonton membutuhkan TV yang berukuran besar demi kenyamanan mata. Tidak heran kalau teknoloogi TV tabung saat ini tidak berkembang.
Di sisi lain televisi LCD maupun TV plasma memiliki ukuran yang lebih kecil. Tebal TV ini hanya beberapa inci yang membuatnya mudah ditempatkan di mana saja dalam ruangan. Bisa berdiri di atas lantai, ditempel seperti lukisan pada dinding bahkan ada pabrik TV yang mengiklankan produknya bisa dipajang tinggi di langit-langit. Nontonnya? Bisa sambil berbaring.
Penyebab utamanya TV model ini lebih ringkas adalah tidak memerlukan unit proyeksi pada layamya. Teknologi TV konvensional memanfaatkan tabung sebagai tempat pengolahan partikel elektron. Sebuah alat berbentuk pistol, saat TV dihubungkan ke listrik, akan menembakkan seberkas sinar yang bermuatan elektron atau partikel atom negatif ke layar. Elektron ini kemudian ditangkap lapisan fosfor layar yang berbeda intensitas dan warnanya, sehingga muncullah gambar.
Berbeda dengan TV konvensional, TV LCD menggunakan teknologi yang sama dengan layar laptop atau monitor layar datar. Selain ukurannya kompak dan ringan juga memiliki layar yang beresolusi lebih tinggi. Layar LCD terdiri dari jutaan kristal yang dibungkus lapisan kaca tipis. Masing-masing kristal ini memiliki respons berbeda terhadap energi listrik. Ini yang membuat tampilan di layar pun jadi beraneka ragam warnanya.
Layar TV plasma menggunakan teknologi berupa bola-bola kaca kecil yang di dalamnya berisi gas yang disebut plasma. Ketika dialiri energi listrik, gas plasma ini mengeluarkan sinar ultraviolet yang membakar lapisan kaca pada layar. Akibatnya layar pun berubah dari hitam menjadi berwarna.
Itulah perbedaan mendasar dari teknologi TV plasma dengan TV LCD. Masih banyak perbedaan lainnya dari kedua teknologi, seperti ukuran dan teknologi layar datarnya.
TV LCD memiliki keterbatasan dalam soal dimensinya, karena LCD sebenarnya didesain sebagai monitor komputer. Saat ini, layar terbesar adalah buatan Samsung yang berukuran 46 inci. TV ini diluncurkan pertengahan tahun 2004 lalu, setelah sebelumnya diperlihatkan pada pameran peralatan elektronik dan rumah tangga di New York, April 2004 lalu. Oleh karena itu, ukuran TV LCD yang umumnya berada di pasar saat ini berkisar antara 15,17,20, hingga 22 inci.
TV' plasma memiliki ukuran layar yang jauh lebih besar, didesain untuk para penonton TV yang menyukai layar di atas 37 inci. Ukuran TV.plasma bisa mencapai 76 inci. Sehingga tidak mengherankan kalau para penggemar layar besar memilihnya untuk disatukan dengan perangkat home theater.
Namun begitu pemilik TV plasma harus bersiap-siap dengan melonjaknya tagihan listrik, ini disebabkan karena konsumsi listrik TV plasma dua kali lipat dari TV LCD. Penyebab utamanya adalah pada sistem pendingin layar.
TV plasma membutuhkan kipas untuk 'menyejukkan' layar TV plasma agar tidak terlalu panas bila dipakai dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena tidak memakai proses pembakaran, layar LCD memilki umur yang lebih panjang dibandingkan layar plasma.
Dari sisi tarnpilan gambar TV, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda pula. Layar TV plasma cenderung untuk tidak bisa menampilkan warna hitam dengan baik. Malah dibandingkan dengan TV CRT sekalipun, TV plasma masih kalah dalam memproduksi warna hitam yang kelam dan gradasi abu-abu gelap. Masalah lainnya gambar-gambar yang statis dalam jangka waktu lama seperti logo stasiun TV tidak bisa cepat hilang dari layar. Bayangaanya masih tertinggal meskipun siaran TV telah berpindah ke tayangan yang lain.
Dalam soal kualitas pergerakan gambar, TV plasma punya keunggulan mampu menampilkan citra gambar yang bergerak cepat. Sehingga perpindahan gambar seperti film laga (action) lebih enak ditonton pada TV plasma. Kemudian dilihat dari sudut pandang, TV plasma punya keunggulan bisa ditonton dari segala sudut, seperti halnya TV konvensional.
Biasanya TV plasma dijual dalam bentuk video display sehingga masih harus dibebani dengan membeli TV Tuner (penala gelombang) dan speaker.
Sebaliknya TV LCD sudah dijual lengkap dengan speaker dan tuner. Layar TV LCD memiliki kemampuan untuk menampilkan warna hitam yang jelas. Untuk mendapatkan kenyamanan dalam menonton, pandangan mata harus diarahkan lurus ke arah layar. Bila dilihat dari sisi lain, yang tampak hanya bayangan saja. Keuntungan TV LCD adalah tidak memerlukan sistem pendinginan yang berlebihan, sehingga suaranya lebih halus dari TV plasma. Jadi, bisa jadi pilihan bagi yang membutuhkan layar untuk komputer dan menonton TV.
Bagi yang berniat mengganti TV-nya dengan ukuran besar, beberapa aspek lainnya yang patut dipertimbangkan adalah rasio kontras, rasio aspek dan resolusi. Kontras memegang peranan penting dalam menghasilkan gambar yang nyaman untuk ditonton. Nilainya mengacu pada gelap atau terangnya layar. Semakin tinggi rasionya akan semakin baik tampilan gambarnya.
Rata-rata TV LCD memiliki rasio kontras mulai dua 400:1 hingga 800:1. TV plasma mulai dari 600:1 sampai yang tercanggih memiliki kemampuan 1.500:1.
Ukuran rasio aspek menggambarkan perbandingan antara lebar layar dengan tingginya. TV konvensional memakai format 4:3, sedangkan TV layar lebar menggunakan perbandingan 16:9. Rasio ini tidak berbeda jauh dengan format yang dipakai industri film bioskop, sehingga film DVD sangat nyaman ditonton pada layar lebar, mengingat perbandingnya 1,85:1 tidak berbeda jauh dengan 16:9.
Dalam memilih TV sebaiknya dipertimbangkan juga aspek resolusi. Produk TV plasma dan LCD sudah memakai teknologi fixed-pixel arrays. Artinya, produk ini sudah memiliki baris dan kolom yang tetap untuk format gambar tertentu. Secara umum kualitas TV yang bagus yang digolongkan sebagai high definition, bila memiliki nilai resolusi lebih dari satu juta, yaitu mulai dari 1280 x 720, 1366 x 768 dan 1024 x 1024.
Resolusi untuk TV konvesional paling tinggi 852 x 480 yang disebut enhanced definition. Standar untuk TV tabung umumnya berada pada resolusi 640 x 480 dan 720 x 480.
Perbedaan inilah yang membuat kedua teknologi ini memunyai pasar masing-masing, sesuai kebutuhan. Apalagi dari sisi harga pun berbeda jauh. Mau pilih mana?
Ketahui Beda TV Plasma dengan TV LCD sebelum Membelinya
4/
5
Oleh
Marveleus