YukViral - Dalam bahasa botani, ganyong lebih dikenal dengan Canna Edulis Kerr. Tumbuhan ini banyak terdapat di Jawa dan Bali. Ganyong termasuk herba berair dengan ketinggian 1-3,5 meter. Tumbuh tegak dengan batang semu berwana merah kecokelatan. Rimpangnya besar dan bercabang banyak, berdiameter 2,5 - 3,5 cm dan berada di dalam tanah. Helai daun besar, berbentuk buat telur atau elips dengan ujung daun lancip. Kedua sisi daun tidak berambut dengan tangkai pendek dan bagian atasnya berwarna hijau gelap dengan tulang daun berwarna merah kecokelatan atau cokelat kemerahan.
Panjang helai daun 15 - 60 cm dan lebar 7 - 20 cm. Bagian pinggir helai daun tipis dan berwarna ungu, sedang bagian bawah daun terang mengilap. Bunganya berwarna merah, buahnya yang sudah tua akan pecah menjadi tiga bagian. Setiap bagian berisi 3 - 5 biji berbentuk bulat, keras, bagian luar berwarna hitam, sedangkan bagian dalamnya putih.
Biji ganyong yang disebut juga biji kana sering dimanfaatkan untuk ibadah. Para kiai di pelosok pedesaan menjadikan biji kana yang keras ini untuk tasbih atau tasbe. Kiai-kiai itu mengambil biji kana yang setengah tua (masih lunak) lalu dilubangi dengan kawat tembaga, kemudian dibiarkan menggantung sampai kering, warnanya menjadi hitam dan mengeras seperti tulang. Barangkali karena itu maka bunga kana kemudian mendapat julukan sebagai bunga tasbih.
Bunga tasbih yang aneka ragam warnanya biasanya ditanam dengan populasi rapat dan berkelompok sesuai warnanya, sehingga dapat mencerminkan indahnya bunga yang berwarna-warni itu. Karena indah serta bentuknya yang mirip dengan bunga tulip, bahkan sebagian orang menjulukinya sebagai bunga "tulip" Indonesia.
Panjang helai daun 15 - 60 cm dan lebar 7 - 20 cm. Bagian pinggir helai daun tipis dan berwarna ungu, sedang bagian bawah daun terang mengilap. Bunganya berwarna merah, buahnya yang sudah tua akan pecah menjadi tiga bagian. Setiap bagian berisi 3 - 5 biji berbentuk bulat, keras, bagian luar berwarna hitam, sedangkan bagian dalamnya putih.
Biji ganyong yang disebut juga biji kana sering dimanfaatkan untuk ibadah. Para kiai di pelosok pedesaan menjadikan biji kana yang keras ini untuk tasbih atau tasbe. Kiai-kiai itu mengambil biji kana yang setengah tua (masih lunak) lalu dilubangi dengan kawat tembaga, kemudian dibiarkan menggantung sampai kering, warnanya menjadi hitam dan mengeras seperti tulang. Barangkali karena itu maka bunga kana kemudian mendapat julukan sebagai bunga tasbih.
Bunga tasbih yang aneka ragam warnanya biasanya ditanam dengan populasi rapat dan berkelompok sesuai warnanya, sehingga dapat mencerminkan indahnya bunga yang berwarna-warni itu. Karena indah serta bentuknya yang mirip dengan bunga tulip, bahkan sebagian orang menjulukinya sebagai bunga "tulip" Indonesia.
Tepung Dan Sumber Gizi
Umbi ganyong merupakan salah satu bahan pangan alternatif yang berpotensi dikembangkan sebagai sumber karbohidrat pendamping beras dan terigu. Ganyong merupakan bahan pangan lokal, dimanfaatkan sebagai sumber energi, bagian yang dapat dimakan mencapai 68%.
Setiap 100 gram rimpang umbi ganyong mengandung energi 95 kalori dengan komposisi vitamin, mineral dan sumber gizi lainnya yang sangat berguna bagi tubuh. Ganyong mengandung protein 1,0 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 22,6 gram, kalsium 21 miligram, fosfor 70 miligram, besi 20 miligram, vitamin B1 0,1 miligram, vitamin C10 mg dan air 75 gram setiap 100 gram umbi.
Di samping itu, umbi ini mengandung banyak serat dan zat besi yang lebih tinggi dari kentang serta dapat menghasilkan tepung amilum 4-10 toh/ha. Amilum pada ganyong mudah dicerna dan sebagian besar terdiri atas butiran. Butiran amilum ganyong besarnya seratus kali lebih besar ketimbang butiran amilum yang terdapat di tumbuhan golongan talas-talasan atau Araceae.
Ganyong termasuk jenis umbi yang memiliki potensi sumber karbohidrat (tepung farin dan amilum) yang cukup potensial. Di Australia, amilum ganyong telah dimanfaatkan dalam industri untuk memproduksi berbagai produk. Di Vietnam, amilum ganyong dimanfaatkan untuk membuat mi instan. Bahkan di beberapa tempat di Asia Timur, amilum ganyong telah dimanfaatkan sebagai makanan mewah.
Umbi ganyong dapat pula diolah menjadi pati. Namun pengolahan pati memerlukan air yang banyak dalam proses ekstraksi basah dan apabila limbahnya tidak ditangani dengan baik dapat mencemari lingkungan. Karena itu pengolahan ganyong menjadi tepung merupakan alternatif proses yang dapat dikembangkan. Tepung ganyong memiliki sifat fisiko kimia yang mirip terigu, namun tidak mengandung glutein. Oleh sebab itu, tepung ganyong dapat digunakan sebagai substitusi terigu dalam pembuatan berbagai produk pangan dengan tingkat substitusi yang disesuaikan dengan produk akhir yang diinginkan.
Ganyong, Tanaman Umbi Berpotensi Pengganti Pangan Beras
4/
5
Oleh
Marveleus