Senin, 24 April 2017

Hippocrates, Bapak Ilmu Kedokteran

YukViral - Sebelum masa Hippocrates, orang-orang menganggap bahwa berbagai penyakit itu ditimbulkan oieh dewa-dewa yang jahat atau dengki. Para tabib bagaikan pendeta dan pasiennya disembuhkan melalui iman. Itu pun kalau bisa sembuh.

Hippocrates dan para pengikutnya datang untuk mengubah semua anggapan itu. Hippocrates tahu bahwa penyakit adalah suatu proses alamiah. Tabib seharusnya bukan pendeta atau orang yang sakti, tetapi harus orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Mereka harus mempelajari berbagai penyakit secara ilmiah. Berikut ini pendapat Hippocrates tentang penyakit "keramat", yakni penyakit ayan (epilepsi).



"Menurut pendapatku penyakit yang disebut keramat itu tidak lebih keramat dari penyakit-panyakit yang lainnya. Penyakit itu mempunyai sebab alamiah, tepat seperti penyakit-penyakit lainnya. Orang-orang menganggapnya Keramat karena mereka tidak mengerti."

Pahamilah penyakit-penyakit itu, maka anda akan bisa menyembuhkannya. Itulah cara pendekatan Hippocrates.

Hippocrates dilahirkan di Pulau Cos, sebuah pulau yang termasuk wilayah Yunani. Keluarganya masuk kedalam satu kaum tabib yang memuja Dewa ketabiban orang-orang Yunani, Asklepios. Pada abad kelima Sebelum Masehi (SM), Cos merupakan suatu wilayah kesehatan yang termasyhur. Hal ini karena di sana terdapat kuil Dewa Asklepios, dan masyarakat medis yang berkembang sebagai akibatnya adanya kuil tersebut.

Hippocrates belajar hingga ke tempat-tempat yang jauh, seperti Mesir dan ia mengajarkan ilmu pengobatan di berbagai tempat, termasuk Athena. Akhirnya, ia kembali ke Cos. Disana ia mulai membangun sekolah kedokteran yang termasyhur.

Lebih dari seratus tahun setelah Hippocrates meninggal, seorang Fir’aun Mesir pecinta buku, Ptolemy Soter (323-285) ingin mengumpulkan tulisan-tulisan Hippocrates. Untuk memenuhi keinginannya itu, ia kemudian menyewa beberapa orang cendekiawan yang agak suka "menjilat" kepada penguasa mereka itu.

Mereka telah memasukkan ke dalam kumpulan itu sejumlah buku yang sama sekali bukan tulisan Hippocrates. Bahkan "Sumpah Hippocrates" yang termasyhur itu mungkin bukan tulisan Hippocrates.

Kini mahasiswa-mahasiswa kedokteran di berbagai negara masih meneruskan kebiasaan mengucapkan sumpah itu sebagai ungkapan tekad mereka untuk bekerja sebaik-baiknya dalam mengobati pasien dan senantiasa berkelakuan baik.

Related Posts

Hippocrates, Bapak Ilmu Kedokteran
4/ 5
Oleh